Oiya, ini cerita part 4. Bagi yang belom baca part 1,2 dan 3 bisa klik tulisan di bawah
PART 1
PART 2
PART 3
And, please enjoy :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rrrrr…
Hape
Raira bergetar. Hatinya juga. Dia tahu ada siapa dibalik getaran di hapenya.
Raira baru saja mengirim text ke nomor yang dihapalnya tadi siang. Malam ini
dia langsung melancarkan aksi memperkenalkan dirinya. Tak sabar, dia membuka
layar handphone-nya.
1 message from *provider*
Raira
langsung memasang muka mendengus kesal sambil menghapus sms tak diharap
barusan. Kirain dari.. belum habis
ucapan di hati Raira, hapenya bergetar lagi. Kali ini muka Raira berubah
mendadak sumringah, sesumringah emoticon di akhir nama sang pengirim.
1 message from Linna :)
Yup,
Valinna. Cewek inilah yang membuat Raira mati-matian menghapal nomor hapenya.
Cewek yang pertama kali dijumpainya di kantin. Cewek yang baru kali itu dia
liat semasa SMA yang jajannya mirip sama dia. Cewek dengan tubuh kurus dan
tinggi badannya nggak jauh dari dia. Cewek dengan lesung pipit di pipi kirinya
yang terlihat saat dia bergurau dengan temennya saat itu. Cewek yang selalu dia
tunggu lewat di depan kelasnya saat sekolah berakhir.
Awalnya
Raira hanya tertarik pada saat perjumpaannya di kantin saat itu. Tapi kejadian
itu rupanya melekat di pikirannya. Kejadian dan wajahnya. Wajah Linna yang
tertunduk malu-malu ala anak baru saat melihat kue jajanan di kantin. Wajahnya
yang sesekali melirik ke arah Raira, bagian ini Raira memang tak mau merasa
terlalu ge-er, karena dia pun hanya melirik Linna lewat ujung mata.
Sebenarnya Raira punya waktu dua semester
untuk bisa kenalan sama Linna. Tapi apa daya, mahkluk pemalu ini butuh waktu
satu semester untuk mengumpulkan keberaniannya dan harus menderita satu
semester berikutnya karena keduluan sama cowok lain. Ya, Linna sempet pacaran
sama temen Raira. Momen indah Raira yang biasanya melihat Linna sepulang
sekolah berbalik jadi momen neraka kepedihan. Behahahaha..
Namun
belakangan, ketika pulang sekolah Linna tak terlihat lagi dengan pacarnya.
Bukan sehari dua hari, tapi hampir dua minggu! Raira merasa ada angin surga
bertiup sepoi-sepoi ke arahnya. Dan setelah denger omongan sana-sini, rupanya
Linna udah nggak pacaran lagi. Yess!
Tapi
Raira yang sebentar lagi menghadapi Ujian Nasional tak bisa memikirkan langkah
untuk mendekati LInna kali ini. Rencananya dia bakal pedekate setelah ujian
selesai. Dan Raira adalah seorang penguntit kelas rendah. Dia bahkan nggak tahu
berapa nomor hape Linna.
Beruntunglah
ada temennya, Rio, temennya yang jangkung ini lumayan deket sama Linna. Malah
pernah dikhawatirkan target Raira dan Rio itu sama (pengen nembak Linna), namun
setelah Rio jadian sama adik kelas yang lain, Raira narik napas lega. Hingga sampai tadi siang, dia mencoba pinjem hape Rio dengan diam-diam buat ngambil
nomor Linna. Suatu kegiatan yang nggak perlu dilakuin kalo aja Raira nggak
tertutup soal orang yang ditaksirnya.
Malem juga.. maaf ini siapa ya?
Isi
smsnya nggak ada yang special tapi cukup untuk membuat Raira panas dingin. Ini
bukan cewek pertama yang dia pedekate-in, tapi soal cewek dia emang nggak
banyak pengalaman. Raira malah bingung mau ngejawab apaan, padahal cuma ditanya
siapa ya, gimana ntar kalo ditanyain
soal fisika? Mungkin Raira mesti les dulu baru bisa ngejawab.
Tangan
Raira agak gemeter waktu ngetik text balesan.
Ini Bang Raira.. salam kenal :)
Maap nih kalo ngeganggu..
Ada waktu kan?
Message sent. Raira mengecek kembali
susunan kalimatnya. Nervous yang
dirasainnya melebihi saat mengisi lembar jawaban Ujian Nasional kemarin. Rrrr.. hapenya bergetar kembali.
Ooh, bg Raira yaa :) kayaknya tau yang
mana..
Ada kok bg.. Napa ya?
“Mampus
deh aku, jawab apa ya?” Raira emang belom nyusun apa-apa soal strategi smsnya.
Jempolnya bergerak mengikuti apa yang dibilang otaknya. Sms sudah terkirim
lagi. Isinya:
Boleh tau nomor hape ketua kelasnya nggak?
Raira
nyesel akan respon cepatnya yang mengecewakan. Apa nggak ada kalimat lain yang
lebih manis gitu buat diucapin? Semoga Linna nggak berpikir kalo Raira tertarik
dengan ketua kelasnya yang sangar itu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daaaaaaan.. ini part selanjutnya :
PART 5
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daaaaaaan.. ini part selanjutnya :
PART 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hayuuuk, komen di sini..
gak pake bayar lohh,
hehehe..
Yang gak punya akun google, bisa komen juga kok. Pilih aja yang Name/URL, masukin nama sama komennya..
NO SARA PLEASE..
Sebisa mungkin hindari komen tanpa nama alias anonim, Ayo donk, jangan lempar komen sembunyi nama.. :D