Rabu, 20 Maret 2013

Novel To-be Part 4

Hello, ini cerita lanjutan kemaren.. mungkin ada beberapa yg ngeluh gara-gara gw telat postingnya..maklumlah, terkadang jadwal gw yang serabutan ini bisa bikin ga jelas kapan luangnya dan kapan juga sibuk setengah matinya..

Oiya, ini cerita part 4. Bagi yang belom baca part 1,2 dan 3 bisa klik tulisan di bawah
PART 1
PART 2
PART 3

And, please enjoy :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rrrrr…

Hape Raira bergetar. Hatinya juga. Dia tahu ada siapa dibalik getaran di hapenya. Raira baru saja mengirim text ke nomor yang dihapalnya tadi siang. Malam ini dia langsung melancarkan aksi memperkenalkan dirinya. Tak sabar, dia membuka layar handphone-nya.

1 message from *provider*

Raira langsung memasang muka mendengus kesal sambil menghapus sms tak diharap barusan. Kirain dari.. belum habis ucapan di hati Raira, hapenya bergetar lagi. Kali ini muka Raira berubah mendadak sumringah, sesumringah emoticon di akhir nama sang pengirim.

1 message from Linna :)

Yup, Valinna. Cewek inilah yang membuat Raira mati-matian menghapal nomor hapenya. Cewek yang pertama kali dijumpainya di kantin. Cewek yang baru kali itu dia liat semasa SMA yang jajannya mirip sama dia. Cewek dengan tubuh kurus dan tinggi badannya nggak jauh dari dia. Cewek dengan lesung pipit di pipi kirinya yang terlihat saat dia bergurau dengan temennya saat itu. Cewek yang selalu dia tunggu lewat di depan kelasnya saat sekolah berakhir.

Awalnya Raira hanya tertarik pada saat perjumpaannya di kantin saat itu. Tapi kejadian itu rupanya melekat di pikirannya. Kejadian dan wajahnya. Wajah Linna yang tertunduk malu-malu ala anak baru saat melihat kue jajanan di kantin. Wajahnya yang sesekali melirik ke arah Raira, bagian ini Raira memang tak mau merasa terlalu ge-er, karena dia pun hanya melirik Linna lewat ujung mata.

Sebenarnya Raira punya waktu dua semester untuk bisa kenalan sama Linna. Tapi apa daya, mahkluk pemalu ini butuh waktu satu semester untuk mengumpulkan keberaniannya dan harus menderita satu semester berikutnya karena keduluan sama cowok lain. Ya, Linna sempet pacaran sama temen Raira. Momen indah Raira yang biasanya melihat Linna sepulang sekolah berbalik jadi momen neraka kepedihan. Behahahaha..

Namun belakangan, ketika pulang sekolah Linna tak terlihat lagi dengan pacarnya. Bukan sehari dua hari, tapi hampir dua minggu! Raira merasa ada angin surga bertiup sepoi-sepoi ke arahnya. Dan setelah denger omongan sana-sini, rupanya Linna udah nggak pacaran lagi. Yess!

Tapi Raira yang sebentar lagi menghadapi Ujian Nasional tak bisa memikirkan langkah untuk mendekati LInna kali ini. Rencananya dia bakal pedekate setelah ujian selesai. Dan Raira adalah seorang penguntit kelas rendah. Dia bahkan nggak tahu berapa nomor hape Linna.

Beruntunglah ada temennya, Rio, temennya yang jangkung ini lumayan deket sama Linna. Malah pernah dikhawatirkan target Raira dan Rio itu sama (pengen nembak Linna), namun setelah Rio jadian sama adik kelas yang lain, Raira narik napas lega. Hingga sampai tadi siang, dia mencoba pinjem hape Rio dengan diam-diam buat ngambil nomor Linna. Suatu kegiatan yang nggak perlu dilakuin kalo aja Raira nggak tertutup soal orang yang ditaksirnya.

Malem juga.. maaf ini siapa ya?

Isi smsnya nggak ada yang special tapi cukup untuk membuat Raira panas dingin. Ini bukan cewek pertama yang dia pedekate-in, tapi soal cewek dia emang nggak banyak pengalaman. Raira malah bingung mau ngejawab apaan, padahal cuma ditanya siapa ya, gimana ntar kalo ditanyain soal fisika? Mungkin Raira mesti les dulu baru bisa ngejawab.

Tangan Raira agak gemeter waktu ngetik text balesan.

Ini Bang Raira.. salam kenal :)
Maap nih kalo ngeganggu..
Ada waktu kan?

Message sent. Raira mengecek kembali susunan kalimatnya. Nervous yang dirasainnya melebihi saat mengisi lembar jawaban Ujian Nasional kemarin. Rrrr.. hapenya bergetar kembali.

Ooh, bg Raira yaa :) kayaknya tau yang mana..
Ada kok bg.. Napa ya?

“Mampus deh aku, jawab apa ya?” Raira emang belom nyusun apa-apa soal strategi smsnya. Jempolnya bergerak mengikuti apa yang dibilang otaknya. Sms sudah terkirim lagi. Isinya:

Boleh tau nomor hape ketua kelasnya nggak?

Raira nyesel akan respon cepatnya yang mengecewakan. Apa nggak ada kalimat lain yang lebih manis gitu buat diucapin? Semoga Linna nggak berpikir kalo Raira tertarik dengan ketua kelasnya yang sangar itu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Daaaaaaan.. ini part selanjutnya :
PART 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hayuuuk, komen di sini..
gak pake bayar lohh,
hehehe..
Yang gak punya akun google, bisa komen juga kok. Pilih aja yang Name/URL, masukin nama sama komennya..
NO SARA PLEASE..
Sebisa mungkin hindari komen tanpa nama alias anonim, Ayo donk, jangan lempar komen sembunyi nama.. :D